Subscribe:

Ads 468x60px

Social Icons

Senin, 24 Februari 2014

Sejarah Facebook

MARK ZUCKERBERG SANG
PENEMU FACEBOOK muda sudah keranjingan dengan komputer.
Ketika di Harvard sempat jadi
pemberontak dengan membuka website
data mahasiswa, ia pun diperkarakan. Lalu
Facebook yang dibuatnya
menggoncangkan dunia dan membawanya
menjadi anak muda terkaya di dunia.
Namanya Mark Elliot Zuckerberg,
dilahirkan di Dobb Ferry, West chester
County, New York, 14 Mei 1984. Sekolah
menengah di Ardsley High School,
Ardsley, New York (1998-2000) dan
Phillips Exeter Academy, Exeter, New
Hamshire (2000-2002). Pendidikan
universitas di bidang psikologi, Harvard
University (drop-out). Perusahaan yang
dimiliki, Facebook Inc. Kekayaan US$ 1,5
miliar (sekitar Rp 13,5 triliun), ranking
ke-785 orang terkaya dunia versi Majalah
Forbes 2008.
Adakah yang tidak mengejutkan dari data
tersebut? Zuckerberg baru akan genap
berusia 24 tahun pada Mei ini. Ia tak
menyelesaikan kuliah di Harvard University
tetapi berhasil membangun Facebook
yang membuatnya mengumpulkan
kekayaan sampai Rp 13,5 triliun. Siapapun
akan menyebutnya luar biasa. “Dia adalah
billionaire termuda di dunia saat ini, dan
kami yakin ia adalah billionaire ter muda
sepanjang sejarah yang mengumpulkan
sendiri kekayaannya,” ujar Matthew Miller,
associate editor Majalah Forbes.
Sebelum ini Forbes pernah memasukkan
anak belia di deretan orang terkaya dunia
namun mereka mendapatkannya dari
warisan orangtuanya yang meninggal.
Sedangkan Zuckerberg mendapatkannya
dari hasil kerjanya. Lalu majalah ini
menobatkan Zuckerberg sebagai “The
Youngest `Self-made’ Billionaire on the
Planet” tahun ini.
Awalnya Direktori Mahasiswa Zuckerberg
lahir di kawasan bernama Dobbs Ferry,
Westchester County, kota New York. Ia
adalah anak kedua dari empat bersaudara
dari orang tua pasangan dokter gigi –
psikiater. Sejak kecil Zuckerberg suka
mengu tak-atik komputer, mencoba
berbagai program komputer dan belajar
membuatnya. Ayahnya sendiri
membelikannya komputer sejak ia beru sia
delapan tahun. Saat di sekolah menengah
Phillips Exeter Academy, ia dan rekannya,
D’Angelo, membuat plug-in untuk MP3
player Winamp. Plug-in adalah program
komputer yang bisa berinteraksi dengan
aplikasi host seperti web browser atau
email untuk keperluan tertentu.
Zuckerberg dan D’Angelo membuat plug-
in untuk menghimpun kesukaan orang
terhadap aneka jenis lagu dan kemudian
membuat play list-nya sesuai selera
mereka. Mereka mengirimkan program itu
ke berbagai perusahaan termasuk ke AOL
(American Online) dan Microsoft. Pada
tahun terakhimya di Phillips ia direkrut
oleh Microsoft dan AOL untuk suatu
proyek.
Saat melanjutkan sekolah ke perguruan
ting gi keduanya harus berpisah.
D’Angelo masuk Caltech sedangkan
Zuckerberg masuk Harvard. Di Harvard
inilah Zuckerberg menemukan ide
membuat buku direktori mahasiswa online
karena universitasnya tak membagikan
face book (buku mahasiswa yang memuat
foto dan identitas mahasiswa di
universitas itu) pada mahasiswa baru
sebagai ajang pertemanan di antara
mereka. Namun setiap kali ia menawarkan
diri membuat direktori itu, Harvard
menolaknya. “Mereka mengatakan punya
alasan untuk tidak mengumpulkan
informasi (mahasiswa) ini,” ujar
Zuckerberg kemudian.
Meski ditolak ia selalu mencari cara untuk
mewujudkannya. “Saya ingin menunjukkan
kalau hal itu bisa dilakukan,” lanjutnya
soal kengototannya membuat direktori itu.
Proyek pertamanya adalah CourseMatch
(www.coursematch.com) yang
memungkinkan teman-teman sekelasnya
berkomunikasi satu sama lain di website
tersebut. Suatu malam di tahun kedua ia
kuliah di Harvard, Zuckerberg menyabot
data mahasiswa Harvard dan
memasukkannya ke dalam website yang ia
buat bernama Facemash. Sejumlah foto
rekan mahasiswanya terpampang di situ.
Tak lupa ia membubuhkan kalimat yang
meminta pengun jungnya menentukan
mana dari foto-foto ini yang paling “hot”.
Pancingannya mengena. Dalam tempo
empat jam sejak ia meluncurkan webiste
itu tercatat 450 orang mengunjungi
Facemash dan sebanyak 22.000 foto
mereka buka. Pihak Harvard
mengetahuinya dan sambungan internet
pun diputus. Zuckerberg diperkarakan
karena dianggap mencuri data. Anak
muda berambut keriting ini pun meminta
maaf kepada rekan-rekan yang fotonya
masuk di Facemash. Tetapi ia tak
menyesali tinda kannya. “Saya kira
informasi seperti itu harus tersedia
(online),” ujamya.
Alih-alih kapok ia malah membuat website
baru dengan nama Facebook
(www.thefacebook.com). Website ini ia
luncurkan pada Februari 2004. Facebook
merupakan penyempurnaan dari
Facemash. Sasarannya tetap sebagai
tempat pertemuan sesama mahasiswa
Harvard. Dalam penjelasan di website-nya
sekarang disebutkan bahwa Facebook
adalah suatu alat sosial untuk membantu
orang berko munikasi lebih efisien dengan
rekan, keluarga, atau rekan kerjanya.
Facebook menawarkan navigasi yang
mudah bagi para penggunanya. Setiap
pemilik account punya ruang untuk
memajang fotonya, teman-temannya,
network, dan melakukan hal lainnya
seperti bisa berkirim pesan dan lain
sebagainya.
Banyaknya aplikasi yang bisa digunakan
oleh anggotanya membuat Facebook
digan drungi banyak orang. Konon hingga
saat ini sudah lebih dari 20.000 aplikasi
dimasukkan ke dalam Facebook yang bisa
digunakan para anggotanya. Setidaknya
140 aplikasi baru ditambahkan ke
Facebook setiap harinya dan 95% pemilik
account Facebook telah menggu nakan
minimal satu aplikasi.
Penyertaan banyak aplikasi ini membuat
Facebook berbeda dengan website jejaring
sosial terdahulu seperti MySpace. Lalu
orang berbondong-bondong mengunjungi
website nya dan mendaftar jadi
anggotanya. Dalam waktu dua minggu
setelah diluncurkan, separuh mahasiswa
Harvard sudah memiliki account di
Facebook. Ternyata tak hanya mahasiswa
Harvard yang tertarik, beberapa kampus di
sekitar Harvard pun meminta dimasukkan
dalam jejaring Facebook. Ini membuat
Zuckerberg kewalahan. Ia lalu meminta
bantuan dua temannya untuk ikut mengem
bangkan Facebook.
Dalam tempo empat bulan Facebook
sudah bisa menjaring 30 kampus. Hingga
akhir 2004 jumlah pengguna Facebook
sudah mencapai satu juta.
Pengguna Facebook terus meningkat.
Malah ada sejumlah orang yang tak lagi
jadi mahasiswa atau yang masih di
sekolah ingin bergabung. Tingginya
desakan ini membuat Zuckerberg dan
kawan-kawan memutuskan Facebook
membuka jaringan untuk para siswa
sekolah menengah (di sini SMU) pada
Sep tember 2005. Tak lama kemudian
mereka juga membuka jejaring para
pekerja kantoran. Kesibukan yang luar
biasa ini membuat Zuckerberg harus
memutuskan keluar dari Harvard. “Apa
yang saya inginkan sudah ada di tangan.
Saya tidak ingin punya ijazah kemudian
bekerja. Menurut saya, pekerjaan hanyalah
untuk orang-orang yang lemah,” ujarnya
pada Majalah Current.
Zuckerberg dan kawan-kawan kemudian
mengembangkan Facebook lebih jauh
lagi. Pada September 2006 Facebook
membuka pendaftaran untuk jejaring
umum dengan syarat memiliki email.
Sejak itulah jumlah anggota Facebook
melesat.
Saat ini jumlah anggota aktifnya mencapai
70 juta di seluruh dunia. Jejaring yang
dihimpunnya mencapai enam juta jaringan
(ke lompok pertemanan) meliputi 55.000
jaringan berdasarkan demografi,
pekerjaan, sekolah, kolegial, dan
sebagainya. Setiap harinya ada 14 juta
foto di-upload (dimasukkan ke Facebook).
Dan dalam hal jumlah trafik pengakses
Facebook menjadi website teraktif ke-6 di
dunia dan menjadi website jejaring sosial
kedua terbesar versi camScore.
Jual Saham Jadi Kaya, Jumlah anggota
Facebook yang jutaan or ang itu menjadi
tambang emas yang meng giurkan.
Zuckerberg dan kawan-kawan pun
menangkap peluang bisnis yang besar.
Karena itu ketika jumlah user-nya
melebihi satu juta mereka menggandeng
Accel Part ners, perusahaan modal
ventura, untuk membiayai
pengembangannya. Modal yang
ditanamkan adalah US$ 12,7 juta. Ini
adalah investasi kedua yang masuk ke
Facebook setelah sebelumnya (Juni 2004)
mendapatkan dan dari pendiri PayPal
sebesar US$ 500.000. Pembenahan
pertama dengan tambahan modal itu
adalah dengan meng ganti domain-nya
dari www. thefacebook. corn menjadi
http://www.facebook.com pada Agustus
2005. Setelah itu jangkauan
keanggotaannya diperluas menjadi
internasional. Hingga Desember 2005
jumlah anggotanya sudah mencapai 5,5
juta.
Meski jumlah user-nya meningkat tajam
pada tahun 2005 disebutkan Facebook
menga lami kerugian sampai US$ 3,63
juta. Facebook kemudian mendapatkan
dana sebesar US$ 25 juta dari Greylock
Partners dan Meritech Capi tal Partners.
Dana itu digunakan untuk meluncurkan
versi mobile-nya.
Pada September 2007 Microsoft
melakukan pendekatan dan menawarinya
membeli 5% saham senilai sekitar US$
300 juta hingga US$ 500 juta. Jika nilai
itu disetujui maka nilai kapitalisasi
Facebook sudah mencapai US$ 6 miliar
hingga US$ 10 miliar atau sekitar Rp 54
triliun hingga Rp 90 triliun. Namun
Microsoft akhirnya mengumumkan hanya
membeli 1,6% saham Facebook dengan
nilai US$ 240 juta pada Oktober 2007.
Transaksi ini menunjukkan nilai
kapitalisasi Facebook ternyata lebih tinggi
yaitu sekitar US$ 15 miliar (sekitar US$
135 triliun).
Setelah itu sejumlah tawaran mengepung
Facebook. Li Ka-shing disebut-sebut ikut
menginvestasinya sekitar US$ 60 juta
pada November 2007. Lalu ada berita
yang menyebutkan Viacom, Yahoo,
Google, dan sebagainya pun ikut menawar
untuk membeli Facebook. Sejauh ini
Zackerberg me ngatakan Facebook tak
akan dijual.
Melesatnya bisnis Facebook membuat
Zackerberg menampuk kekayaan yang luar
biasa. Majalah Forbes menyebutkan
kekayaan Zackerberg sendiri mencapai US
$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun.
Jangankan untuk anak seusia Zackerberg,
untuk orang dewasa pun harta sebanyak
itu tentu jumlah yang luar biasa besar.
Maka wajar jika majalah itu
menobatkannya sebagai The Youngest
`Self-made’ Billionaire on the Planet.
Prestasi yang diraih Zackerberg tak benar
-benar mulus. Sejumlah perkara ia
dapatkan sehubungan dengan Facebook.
Termasuk dari rekannya di Harvard yang
menyebutkan rancangan Facebook
sebenarnya tiruan dari ConnectU. Namun
Zackerberg tetap bergeming bahwa
Facebook merupakan hasil karyanya.
Meskipun ConnectU kalah dalam
persidangan pertama, perusahaan ini
mendaftarkan gugatan baru pada Maret
2008.
Kontroversi juga datang dari negara-
negara seperti Myanmar, Bhutan, Syria,
Arab Saudi, Iran dan sebagainya yang
menyebutkan kalau Facebook
mempromosikan serangan terhadap
otoritas pemerintahannya sehingga akses
terhadap Facebook di negara tersebut
ditutup.
Di tengah sejumlah kontroversi itu, nama
Facebook dan Mark Zackerberg tetap
digan drungi banyak orang. Zackerberg
sendiri di tengah kepopuleran namanya
dan jumlah kekayaan yang dimilikinya, ia
tetap sederhana. Ia masih tinggal di
apartemen sewaan dan di kamarnya hanya
tersedia sebuah meja dan kursi. Kasurnya
diletakkan di lantai. Kala datang ke
kantornya di Palo Alto, Zackerberg kerap
berjalan kaki atau mengendarai sepeda.
Tak tampak sebagai miliuner (dalam US$
dol lar, tentunya) atau triliuner (dalam
rupiah).

*dari berbagai sumber......

3 komentar:

Mr MAWNSTER mengatakan...

Nice Info :) Terima Kasih :)

Unknown mengatakan...

Ciek....!

Unknown mengatakan...

Sama2 alif

Posting Komentar