Subscribe:

Ads 468x60px

Social Icons

Sabtu, 14 September 2013

BURUNG DENGAN SEBELAH SAYAP

Seorang SAHABAT dengan potensi tinggi, mengeluh berat setelah pindah-pindah kerja di lebih dari lima tempat. Tadinya, saya fikir ia mencari penghasilan yang lebih tinggi. Setelah mendengarkan dengan penuh empati, SAHABAT ini rupanya mengalami kesulitan dengan lingkungan kerja. Di semua tempat kerja sebelumnya, dia selalu bertemu dengan orang yang tidak cocok. Di sini tidak cocok dengan atasan, di situ bentrok dengan rekan sejawat, di tempat lain malah diprotes bawahan.

Kalau SAHABAT di atas berhobi pindah-pindah kerja, seorang SAHABAT saya yang lain punya pengalaman yang lain lagi. Setelah berganti istri sejumlah tiga  kali, dengan berbagai alasan yang berbau tidak cocok, ia kemudian merasa capek dengan kegiatan berganti-ganti pasangan ini.
Jika Ketiga cerita SAHABAT tersebut digabungkan; seluruh cerita tersebut menunjukkan bahwa kalau motif kita  mencari pasangan - entah pasangan hidup maupun pasangan kerja adalah mencari orang yang cocok di semua bidang”. Hum............. Sebaiknya LUPANKAN SAJA...!

Bercermin dari cerita tersebut saya berpendapat bahwa fundamen paling dasar dari manajemen Sumber Daya Manusia adalah: “MANAJEMEN PERBEDAAN” Yang mencakup dua hal mendasar yakni “Menerima Perbedaan” dan “Mentransformasikan perbedaan sebagai kekayaan”.

Sayangnya, kendati idenya sederhana, namun implementasinya memerlukan  upaya yang tidak kecil. Ini bisa terjadi, karena tidak sedikit dari kita yang menganggap diri seperti burung yang bersayap lengkap. Bisa terbang tanpa bergantung pada orang lain. Padahal kita sebenarnya lebih mirip dengan burung yang bersayap sebelah. Dan hanya bisa terbang kalau mau berpelukan erat-erat bersama orang lain

Manusia adalah tempat dimana kekurangan selalu ada. Kita selalu  lebih di sini  dan  kurang di situ.    Atau sebaliknya. Kesombongan atau keyakinan berlebihan  yang menganggap kita bisa sukses sendiri tanpa bantuan orang lain, hanya akan membuat kita bernasib sama dengan burung  yang bersayap sebelah, namun memaksa diri untuk terbang.
 
Sepintar dan sehebat apapun kita, tetap kita hanya akan memiliki sebelah sayap. Mau belajar, berjuang, berdoa, bermeditasi atau sebesar dan sehebat apapun usaha kita, semuanya akan diakhiri dengan jumlah sayap yang hanya sebelah. Oleh karena alasan inilah, saya selalu ingat pesan seorang SAHABAT untuk memulai kehidupan setiap hari dengan pelukan. Entah itu memeluk kedua orang tua, memeluk anak, memeluk istri, memeluk teman, memeluk kehidupan, memeluk alam semesta, memeluk Tuhan atau di tempat kerja memulai kerja dengan 'memeluk' orang lain.
 
Kecocokan akan timbul jika kita sadar arti perbedaan dan kekurangan. Bukan masalah kesamaan. Tapi sekali lagi bagaimana cara mentransformasikan perbedaan menjadikan kekayaan.

OK......! Buat SAHABAT Semoga Sukses selalu.........!
Salam SAHABAT.

0 komentar:

Posting Komentar