Seorang SAHABAT
dengan potensi tinggi, mengeluh berat setelah pindah-pindah kerja di
lebih dari lima tempat. Tadinya,
saya fikir ia mencari penghasilan yang lebih tinggi. Setelah mendengarkan dengan penuh empati,
SAHABAT ini rupanya mengalami kesulitan dengan lingkungan kerja. Di semua tempat kerja sebelumnya, dia selalu
bertemu dengan orang yang tidak cocok. Di sini tidak cocok dengan atasan, di
situ bentrok dengan rekan sejawat, di tempat lain malah diprotes bawahan.
Kalau SAHABAT di atas
berhobi pindah-pindah kerja, seorang SAHABAT saya yang lain punya pengalaman
yang lain lagi. Setelah
berganti istri sejumlah tiga kali, dengan berbagai alasan yang berbau
tidak cocok, ia kemudian merasa capek dengan kegiatan berganti-ganti pasangan
ini.
Jika Ketiga cerita SAHABAT tersebut digabungkan; seluruh cerita tersebut menunjukkan bahwa
kalau motif kita mencari pasangan -
entah pasangan hidup maupun pasangan kerja adalah “mencari orang yang cocok di semua bidang”. Hum............. Sebaiknya LUPANKAN
SAJA...!
Bercermin dari cerita tersebut saya berpendapat bahwa fundamen paling
dasar dari manajemen Sumber Daya Manusia adalah: “MANAJEMEN PERBEDAAN” Yang
mencakup dua hal mendasar yakni “Menerima Perbedaan” dan “Mentransformasikan
perbedaan sebagai kekayaan”.
Sayangnya, kendati idenya sederhana, namun implementasinya
memerlukan upaya yang tidak kecil. Ini bisa terjadi, karena tidak sedikit dari kita yang menganggap diri
seperti burung yang bersayap lengkap. Bisa terbang tanpa bergantung pada orang lain. Padahal kita sebenarnya
lebih mirip dengan burung yang bersayap sebelah. Dan hanya bisa terbang kalau
mau berpelukan erat-erat bersama orang lain
Manusia adalah tempat dimana kekurangan selalu ada. Kita
selalu lebih di sini dan kurang di situ. Atau sebaliknya. Kesombongan atau keyakinan berlebihan yang menganggap kita bisa sukses sendiri
tanpa bantuan orang lain, hanya akan membuat kita bernasib sama dengan
burung yang bersayap sebelah, namun
memaksa diri untuk terbang.
Sepintar dan sehebat
apapun kita, tetap kita hanya akan memiliki sebelah sayap. Mau belajar, berjuang, berdoa, bermeditasi
atau sebesar dan sehebat apapun usaha kita, semuanya akan diakhiri dengan
jumlah sayap yang hanya sebelah.
Oleh karena alasan inilah, saya selalu ingat pesan seorang SAHABAT untuk memulai kehidupan setiap
hari dengan pelukan. Entah itu
memeluk kedua orang tua, memeluk
anak, memeluk istri, memeluk
teman, memeluk kehidupan, memeluk alam semesta, memeluk Tuhan atau di tempat kerja memulai kerja dengan
'memeluk' orang lain.
Kecocokan akan timbul jika kita sadar arti perbedaan dan kekurangan.
Bukan masalah kesamaan. Tapi sekali lagi bagaimana cara mentransformasikan
perbedaan menjadikan kekayaan.
OK......! Buat SAHABAT Semoga Sukses selalu.........!
Salam SAHABAT.
0 komentar:
Posting Komentar